September 01, 2008

What An Amazing Ten Years

sabtu kemaren, mungkin jadi hari paling bersejarah buat kakakku.

finally, after 10 years berpacaran dengan ceweknya, mau juga mama dan ayah ngelamarin. 10 taun, bisa dibayangin?? aku cuma bisa geleng2, gimana coba rasanya berpacaran, luntang-luntung tanpa ikatan jelas selama itu, dan it works! mereka bisa ngejalanin itu smua. salut! aku ikut lega.

aku saksi hidup perjalanan panjang mereka. Mulai awal dia cerita klo lagi ngegebet satu cewek paling imut satu sekolah (menurut dia sih), lanjut ke acara nembak, jadian, berantem, malu2 ngajak jalan, kirim2an surat pas lagi long distance (geli juga, kayaknya jaman itu emang blom populer pake email2an), sampe cerita gimana dia begitu memuja si cewek, aku yang waktu itu masih SMP terus terang gak tau kenapa orang laki2 di depanku ini sangat bersemangat bercerita mengenai pacarnya. Gak paham, akhirnya aku ngambil kesimpulan, begitulah orang yang lagi berpacaran, selalu happening, antusias dan bersemangat abis. sebuah kesimpulan yang sekarang aku sadar tidak selalu benar :)

yang aku gak abis pikir sampe sekarang adalah, bagaimana bertahan dengan sebuah komitmen tanggung selama 10 taun??!! aku perhatiin, gaya komunikasi diantara mereka, gaya interaksi dan semuanya sama sekali tidak ada perubahan, saudara-saudara! sejak tahun pertama hingga tahun kesepuluh, semua tetep sama. berantem pun, aku lihat cuma kayak orang ngomong biasa, abis gitu biasa lagi. God!, manusia macem apa mereka berdua?? apakah kakakku merupakan jenis manusia yang tidak memiliki sensasi rasa bosan?

kadang aku berpikir, kayaknya dia udah overloving, overcaring sama si cewek. Klo diberi pilihan : luna maya ato ceweknya, aku jamin luna maya bakal seperti mpok Ati di mata kakakku. Asli, selama itu, sejak SMP sampe SMA aku secara gak sadar berdiri pada suatu pemahaman bahwa hubungan antar dua pribadi lain jenis (bukan muhrim) ideal adalah seperti apa yang dilakukan oleh mereka. intensitas pertemuan dan komunikasi yang hampir saban hari, kata2 lembut dan perhatian yang jelas ngebuat aku sebagai adek kandungnya sendiri ngerasa gatel, pingin nimpuk, sama aku aja dia gak pernah gitu, yg ada aku sering dianiaya dan dibodohin. Tau sih, pasti itu cuma becanda, tapi gimana2 aku pingin juga dong diperhatiin sama kakak sendiri??

apakah pacar adalah nomor satu, lalu keluarga dan kepentingan lain harus dibelakangnya? lagi2, secara gak sadar aku memasang jawaban : ya, pacar adalah segalanya.

lama-lama, aku menemukan satu hal yang ngerombak cara berpikirku. Ini membuat aku mulai berpikir ulang mengenai apa yang sering di kampanyekan oleh mama terhadap anaknya yang tersesat ini. katanya : "Pacaran itu boleh, asal gak berlebihan, karena semua belum ada kepastian. kamu masih punya banyak hal yg kudu diselesaikan, jangan tersita oleh hal yg namanya pacaran. Eman nanti, masa depanmu gak kesampaian, bisa2 juga gak jadi sama pacarnya. sia-sia kan??". Tadinya aku anggap petuah itu adalah petuah standart seorang ibu kepada anaknya, aku cuma manggut2. Nyatanya, kalimat yang sempet terabaikan karena kalah dengan betapa idealnya kakakku dengan pacarnya, akhirnya bisa menjadi kalimat sakti yang sedikit demi sedikit aku susun kembali dan mencoba disimpan untuk pemahaman pribadi.

aku sama sekali gak bermaksud mengatakan bahwa kakakku salah besar selama sepuluh taun ini. Sebaliknya, aku harus bilang kalo dia adalah laki2 hebat, gak banyak orang yang punya kesabaran ekstra kayak dia, yang akhirnya bisa ngebuat seluruh keluarga besar menerima si cewek dan bersedia dateng rame2 dengan segala perangkat 'perang' ke rumahnya.

tapi di sisi lain aku berpikir bahwa semua itu bukanlah sebuah keharusan. Aku bilang begitu karena bakalan berat kalo kita berpegang pada konteks berpacaran ideal seperti itu . the fact is, benturan2 kontradiktif udah banyak terjadi, dan saat aku coba tetep berdiri pada konsep itu, rasanya nyeri sendiri. Aku takut, bisa2 jadi gila kalo begini terus :) . Aku bukan kakakku, dan mungkin pasanganku sekarang, nanti ato calon suamiku mungkin (what?? siapa neng??!!) juga gak seperti cewek kakakku. terlalu banyak kemungkinan dan bukankah setiap kemungkinan tidak bisa dihadapi dengan idealisme yang sama?

yah, that's it! setidaknya aku gak perlu lagi bercermin pada hubungan orang lain untuk diamalkan pada hubunganku sendiri, nanti.
----------------
di bagian lain, aku sempet ngerasa aneh dengan barang2 yang mesti dibawa ke rumah calon besan. anyway, kenapa ya harus ada segala macem pakaian dalem wanita diantara perangkat yang dibungkus dan dihias itu??? aku risih, meskipun dihias rapi sedemikian rupa, tapi tetep aja, itu pakaian dalem, mama!!! kenapa harus dibawa?!!! jawaban yang keluar dari mamaku adalah :"hush!!! itu emang barang wajib untuk ngelamar anak orang! kudu ada!".

Apa???!!! apa artinya?? apakah kita menganggap bahwa anak orang itu gak punya pakaian dalem untuk dipake?? sadis bener....
artinya nanti klo someday ada yang sudi melamarku, juga bakal bawa2 barang itu?? huhuhu, memalukan sekali!!!!

5 comments:

  1. anda pernah jatuh cinta? tidak? oh, saya pernah kejatuhan genteng.

    setidaknya, perasaan terbaik saya ketika jatuh cinta adalah ketika memandangi wajah'nya' dan tak pernah merasa bosan. setiap detik, setiap menit, setiap hari, setiap bulan sih belom.. tapi saya yakin, dalam jangka waktu seberapa lama pun, saya ga akan bosen memandangi Dia kecuali ada Luna Maya ngirim surat lamaran ke rumah.

    dan, ehm, pastikan masa 10 tahun mereka ituh.. *bisik"* ga dibahisin buat maksiat..

    ReplyDelete
  2. aamin.. ya robbal alamin..

    *emang saya ini kiyai yg sedang bacain doa super panjang untuk jum'atan apa?*

    ReplyDelete
  3. ya ampun..
    kalo ngelamar tuh gitu ya kak??
    ada pakaian dalam segala??
    haduhadu..
    risii~ T,T

    ReplyDelete
  4. aku cekikikan sendiri baca tentang pakaian dalamnya... aku sebenernya yo heran kenapa mesti ada pakaian dalam yang dihias berbentuk kelinci atau tikus itu. heahehae

    ReplyDelete