Kau lelaki, aku wanita,
mungkin akan bertemu pada suatu masa
di sebuah kedai kopi sederhana, saat senja merayap angkasa
atau di sepenggal deru hujan
yang memaksa dimensi ruang terpangkas demi hangati raga
atau pada muara waktu yang sama sekali tak istimewa
atau pada kelebat tatapan kesekiankalinya, yang dulu hanya biasa
Kau lelaki, aku wanita
mencinta, begitu saja, tanpa diminta
bahkan sebelum otak dan hati sempat berdiskusi, saling menanya
Kau lelaki, aku wanita
saling membawa buntalan dari buritan cerita jiwa
rasanya milikku terpanggul lebih berat,
namun tampak gurat lelahmu membekas lebih jelas dan nyata
aku tak tau, mungkin saja keliru
kemari, aku ingin turunkan buntal lusuh ini di dekatmu, satu demi satu
dan semoga kau memperkenankan dua tanganku menyapu gores2 jengahmu
perlahan saja, sejauh aku mampu
Kau lelaki, aku wanita
tiba-tiba, begitu saja, terhampiri cinta
tanpa campur tangan nafsu rencana
kecuali mungkin, memang atas rencana
untuk hadirkan kita di semestaNya
Kau lelaki, aku wanita
senja mulai merajai angkasa,
dan punggungmu perlahan hilang tertelan gelapnya
maka sampai jumpa, di muara waktu kita,
yang mungkin selamanya...
:)
mungkin akan bertemu pada suatu masa
di sebuah kedai kopi sederhana, saat senja merayap angkasa
atau di sepenggal deru hujan
yang memaksa dimensi ruang terpangkas demi hangati raga
atau pada muara waktu yang sama sekali tak istimewa
atau pada kelebat tatapan kesekiankalinya, yang dulu hanya biasa
Kau lelaki, aku wanita
mencinta, begitu saja, tanpa diminta
bahkan sebelum otak dan hati sempat berdiskusi, saling menanya
Kau lelaki, aku wanita
saling membawa buntalan dari buritan cerita jiwa
rasanya milikku terpanggul lebih berat,
namun tampak gurat lelahmu membekas lebih jelas dan nyata
aku tak tau, mungkin saja keliru
kemari, aku ingin turunkan buntal lusuh ini di dekatmu, satu demi satu
dan semoga kau memperkenankan dua tanganku menyapu gores2 jengahmu
perlahan saja, sejauh aku mampu
Kau lelaki, aku wanita
tiba-tiba, begitu saja, terhampiri cinta
tanpa campur tangan nafsu rencana
kecuali mungkin, memang atas rencana
untuk hadirkan kita di semestaNya
Kau lelaki, aku wanita
senja mulai merajai angkasa,
dan punggungmu perlahan hilang tertelan gelapnya
maka sampai jumpa, di muara waktu kita,
yang mungkin selamanya...
:)
keganjilan itu kini mulai ada jawabnya... haha...
ReplyDeleteini pasti bukan tentangku...
Exactly, emg bkn ttg siapa2 :p
ReplyDeleteBelajar membangkitkan imaji saja, menulis fiksi, tanpa latarbelakang yg bener2 nyata. Smoga punya ruh ya? Hihi...
palsu...
ReplyDeletekupikir aku jg kdg menulis berita. setidaknya aku bisa mencokok pemantiknya dari pesan2 utamanya...
congrat ae lah...
dan 'ihi' selalu untukmu...
hahhhh, capek ngomongnya...
ReplyDeleteeniwei, what's wrong with your own name???
gak enak sama orang yg mendekatimu...
ReplyDeleteHaha! ini komen d blog kok sperti smsan...
ReplyDeleteProfesional donk. Gmn tulisan saya? :)
bagus...
ReplyDeletecuma jd kayak karyanya rendra... minim retorika...
tulisanmu lebih menjelaskan kenyataan sebenarnya... :)
continous contemplation dong...
perani dulu puisimu sebelum penamu menggoreskannya ke muka kertas...
hehe... sok2an gw...
Hahayyyyy...., subjektiiiiiippppp....!!!
ReplyDeleteG tau knp lg doyan bikin bginian...,pgn yg lain benernya, tp bl ma' bedundu' idenya..
Punya ide?
sik...sik...
ReplyDeletesetelah sy pelajari kronologis komen2 ini kykx emang lg ad yg mendekatimu y?! weleh2... gtu diem2an rek...
hehe...piece...
ada ide tp belum tak selami...
ngomong soal perilaku pemimpin bangsa yg 'ndak masuk' ini... lewat bahasa "kelingking"... coba sy dibantu... lg agak macet sy...
opo kelingking itu? bingang...
ReplyDeletekbetulan sesore td sy dapet satu karya lg, untuk 9 desember :)
smg tdk mengecewakan...
apa lg mendekati?? ga ngerti..., yg ndeketin hamba mah cewek smua :p
berarti kau yg mendekati...
ReplyDelete:p
ihi lagi...