Orang bilang hidup adalah pilihan. Ini kalimat sakti populer yang sering didengungkan dimana-mana. Kalimat ini juga kerap dijadikan pembenaran bagi sebagian orang yang kurang mau memperbaiki diri. Misalkan : "Merokok itu pilihan", "menjadi alay itu juga pilihan", atau mungkin "tidak mandi itu pilihan", dan lain sebagainya.
Kalau saya bilang : Pilihan adalah hidup.
Manusia baru akan berhenti memilih, ketika ia mati. Jadi, selama kita masih bernafas, pilihan selalu ada pada setiap episode kehidupan, setiap tahap kedewasaan, setiap hari, mulai dari hal kecil yang sepele hingga hal besar yang berpotensi membuat rambut kita rontok satu-persatu.
Ada kalanya kita dihadapkan pada pilihan yang sulit, berat, atau bahkan menakutkan. Tapi toh kita tetap harus memilih. Supaya kedua kaki kita tahu, kemana mereka harus melangkah. Supaya kita tidak terlalu lama berhenti di persimpangan lalu tersingkir pelan-pelan oleh individu lain yang jauh lebih bernyali dan memiliki determinasi.
No comments:
Post a Comment