November 13, 2008

Romantisme Berkereta


Gak tau kenapa, bagiku, melakoni perjalanan dari satu kota ke kota lain dengan berkereta api adalah suatu hal yang sangat romantis dan berwarna.

Sebenernya aku sendiri tidak termasuk orang yang sejak kecil terbiasa atau dibiasakan untuk akrab dengan kereta. Keitung cuma sekali, ayah dan mamah ngajakin naik kereta kediri-surabaya seingetku. Waktu itu berasa aneh aja, secara irama mobil dan kereta kan beda, yang satu naik turun, yang satu lagi gonjang-ganjing ke kanan dan ke kiri. Aku sama sekali gak 'klik', karena mungkin udah terlanjur kebiasa dengan mindset bis, ato mobil mungkin? Ketambahan udara yang amat sangat tidak bersahabat, pas siang hari, dan lumayan padat penumpangnya, plus ketidaknyamanan karena sepanjang perjalanan harus ngeliat ayah sewot sehubungan dengan ketidakberdayaan (red:kesungkanan) dia menolak titah dari 'ibu mertua' untuk pulang naik kereta saja. Begitulah, sungguh perjalanan yang jauh dari menyenangkan.

Oh, hanya satu hal gak terlupakan yang kesisa disitu. Mbah Ti nyanguin kita arem-arem. Jajanan pasar yang baru aku kenal pas saat itu. Enak, ngenyangin...:), tapi teteup..., Ayah gak ikutan maem. Bukan karena gak suka sih menurutku, tapi karena rasa sewotnya masih ngalahin sedapnya arem-arem nenek, hehe!

Setelah itu, kita sekeluarga seperti alergi dengan kereta. "Sudah lama, panas, ramai pula!". Gitu kata Ayah. Kita mah nurut aja, daripada ribut??

Tapi sekarang, aku nemuin sisi lain dari sebuah kereta api, berikut stasiun dan tetek bengek lainnya. Aku pingin bilang kalo datang ke stasiun KA, membeli tiket, menunggu kedatangan kereta sampe akhirnya ada di dalamnya, berada di antara orang2 pemegang tiket lainnya adalah sesuatu yang menarik. Layak dinikmati setiap detiknya.

Aku gak tau, mungkin aja ini karena aku hanya bepergian sendiri, gak perlu mbawa2 anak kecil yang merepotkan, gak mbawa barang bawaan yang berdus2, gak perlu mikir ni anakku ntar klo kelaperan aku belikan apa ya?, ato gak perlu mikir masinisnya ganteng gak ya? (mikir sih sebenernya kalo yang satu itu..., haha!). Tapi dibandingin dengan naik bis ato jasa travel sekalipun, jujur aku lebih bisa menikmati sebuah perjalanan dengan kereta api. Love it at much!

Gak bau bahan bakar, gak terlalu semrawut dengan kernet2 nakal, gak harus merasa terperangkap dalam ruangan ato space yang terkesan sempit, dan satu lagi, dengan kereta aku ngerasa bisa nemuin something private, cukup dengan diem aja dan menaruh pandangan ke jalan2 yang dilewati kereta, yang pasti jalurnya gak bakal sama dengan jalur mobil/ kendaraan lain. Lebih indah, lebih 'desa', lebih damai, dan semacamnya.

yang jelas, aku bakal sering bersama2 kereta api. Sementara ini sih masih pernah ngalamin yang Surabaya- Malang dan Surabaya-Solo. Suatu saat pingin juga ngalamin rute yang lebih jauh dari itu. Walaupun ujung2nya pasti kena semprot sama mamah. Katanya : "aduh dek..., awas kamu dibius lho!", ato : "ealah, ngapain naik kereta, uang sakumu habis tah Nak??".

Kereta api dan segala yang berkaitan dengannya selalu menyimpan aroma romantisme yang gak bisa terungkapkan. Sedikit misterius dan berasa old fashion sekali. Yang terakhir ini mungkin karena kereta di Indonesia emang mayoritas masih old fashion dan buluk :p, maaf pak Yusman Djalil... (djalil ato djalal ya?? eh, sofyan ato yusman sih?? lama gak ngapalin nama mentri2, maap,,,).

Sore ini aku pulang ke Malang. Naik kereta. Menyenangkan sekali! Packing dulu ah..., see ya...!!! (Aku pingin nyangu arem-arem, yang seperti dulu :), beli dimana ya???)

* picture is taken from :www.trainweb.org/.../Surabaya/gubeng_arr.jpg

1 comment:

  1. mau naik kereta yang lebih jauh ya put? ke sini aja(jakarta)! aku tunggu

    ReplyDelete