January 21, 2009

Aku saja dan 'mereka'

Pagi atau sore hari, aku sering duduk di pinggiran tangga besi, rumah kostku.

disitu, kalo kamu duduk, nempelin pantat kamu di besi pinggiran tangga, menghadap utara, kedua kaki bakal langsung menapak di atap rumah induk, karena tangga dirancang menempel dengan bagian belakang rumah ibu kost. Supaya gampang mbayanginnya, tangga menuju kamar2 bagian atas (termasuk kamarku) berbentuk huruf L dibalik. You know lah, owwhhh, iya, lebih mirip angka 7, yap! . Nah, pada bagian sudut, tangga disisipi oleh dataran persegi, kayaknya untuk jeda supaya orang2 yang naik kesitu gak terlalu capek (dan itu sangat bermanfaat buat mamah atau ayah yang kadang2 mengadakan inspeksi dadakan ke kamar :p). Seperti desain tangga kebanyakan, di pinggir kanan dan kirinya ada pagar pengaman yang ngejamin penggunanya gak bakal jatuh kejungkal kesamping (tapi kayaknya masih mungkin nggeblak, trus nyosor ke bawah :p).

Dan tempat favoritku itu adalah pagar pengaman tangga pada bagian datar persegi itu.

Karena datar, otomatis tangga pengamannya juga gak nanjak, sehingga aku bisa nyaman disana, cuma bisa lihat atap rumah bu kost yang sudah mulai banyak tertambal, pucuk-pucuk pohon mangga, akasia dan ini dia... langit, my lovely blue skies! tentunya. Senang :)

Kalo boleh dibandingkan, komposisi atap+pucuk-pucuk pohon : langit kira2 adalah 1:3. Bisa kamu bayangkan, pas pagi ato sore, waktu warna langit lagi ranum2nya ato lagi rentan2nya , sudut itu seperti sudut 'surga', setidaknya buatku.

I'm not really doing something, but I really get something there.

Yep, saat aku mulai ngerasa bosan dengan suasana kamar, semua ide-ide cemerlang menguap hilang gak berbekas, jari-jari tangan lagi gak mau kompromi untuk mengakrabi keyboard laptop, hape nyaris gak berdering seharian (hehe..., melas!), segala hal terasa begitu menjengkelkan dan hawa2 negatif -aku gak pingin ngapa-ngapain, aku benci semuanya!!!- sudah gentayangan, maka space kecil disudut tangga selalu saja bisa ngebantu aku untuk merasa lebih baik.

aku cukup duduk disitu, diam, bersama atap2 rumah, pucuk2 pohon mangga, akasia serta langit. Sederhana. Mungkin sekali waktu kamu boleh coba, ada di satu tempat yang cuma kamu saja dan 'mereka'. Rasanya seperti bercerita tanpa bicara, mengadu tanpa menguras kata-kata, bersandar tanpa khawatir sandaran itu akan lelah, dan berkesudahan.

Satu tarikan nafas, perlahan, dan kita pun pasti bisa tersenyum lagi :)

No comments:

Post a Comment