June 26, 2010

Gincu Ungu

Demi malam yang dinginnya mencegah pejam,
Aku sudah dimana-mana. Kau tak ada. Bahkan hanya untuk sebuah tanda. Dulu, alamat rumah terakhirmu adalah sebaris aksara : Cinta. 'Temui aku disana' begitu pesanmu bicara.

Aku bertamu. Rumahmu kini berpagar putih biru. Sepi. Hanya sepotong papan bertuliskan : Disewakan. Bersama kesal, aku pulang. Menggengam kunci kamar yang mungkin lupa pernah kau gandakan, untuk ku pinjam. Berjaga seandainya kau butuh teman.

Aku kembali datang. Memikul sekarung uang untuk menebus sewaan. Rumahmu telah punya taman dengan bunga mawar segar bermekaran. Rupanya aku keduluan, papan di depan pagar telah diturunkan. Bangunan sederhanamu telah resmi disewa orang.

Demi malam yang gelapnya menunda riang,
Mestinya kau tahu, aku hanya ingin mengambil gincu ungu di meja kamarmu. Benda mungil yang selalu kupakai untuk melumuri mukamu. Kubuat lukisan lucu di dahi, pipi, dan dagu. Sampai kau malu, membasuh muka buru-buru.

Hanya sebatang gincu ungu, jika memang rumahmu tak lagi tak berpintu, seperti dulu. Jika anak kunci di saku celanaku sudah tak layak bertemu kediamannya untuk bercumbu. Jika berpuluh anak kunci lain telah meniadakan probabilitasku menapakkan kaki di ubin kayu yang pernah merekam setiap derit langkah dua pasang kaki, aku dan kamu.

Demi malam yang diamnya meresahkan,
Aku sudah dimana-mana. Mencari sebuah rumah tak berpintu, beralamatkan sebaris aksara, seperti pesanmu. Sial, di depanku hanya ada rumah berpagar putih biru. Tiada tanda, gincu ungu, apalagi kamu.

16 comments:

  1. bagus banget mbak.
    saya terkesima dengan segala kata "demi malam..."

    4 thumbs up

    ReplyDelete
  2. siapakah si gincu ungu itu...?
    nice. puitis abiss....

    ReplyDelete
  3. wow, saya pikir siapa, ternyata dari satu orang yg sama. Maturnuwun jempolnya, bos! Sukses juga untuk personal Blognya. You're great! :)

    Gincu ungu itu..., apa/siapa yaaaa?? haha! *lha kok malah nanya sendiri?*

    thanks anyway, nggih. Salam hangat buat keluarga :)

    ReplyDelete
  4. knapa, bu?! salah alamat itu...
    kyknya situ bagusan nulis esai atau naskah bebas lain...

    ReplyDelete
  5. Iya, salah alamat mulu. Pihak penyewa kadang suka aneh dan ndak jelas :)

    maturnuwun sarannya, nanti saya coba ya. Ini juga nurutin maunya tangan dan...hati *jedotin dahi ke tembok*

    ReplyDelete
  6. ah, kamu...
    mencari alasan untuk hatimu yg lagi waru-waru...

    ReplyDelete
  7. *manis di bibir, memutar kata...*
    salam 2012! :P

    ReplyDelete
  8. duaribuduagelas?!
    apaan?!

    ReplyDelete
  9. Sepertinya di sini ada semangkok rindu yang tak habis-habis.

    ReplyDelete
  10. Happy feet, sayur lodeh :P
    Mbak Frozzy, ah, mungkin itu hanya perasaan mbak saja :D *semburatmerahmalumalu*

    ReplyDelete
  11. uda lama gak denger kata2 gincu...hehehehe

    salam kenal ya...
    kunjungan perdana niy...

    ReplyDelete
  12. halo Riesta, iya ni, gincu kesannya unik dan lampau sekali :)
    maturnuwun sudah berkunjung :)

    ReplyDelete
  13. misterius.
    Bagus.
    *semoga cepet ketemu gincu ungunya*

    ReplyDelete
  14. makasih mbak Bintang...
    Semoga 'Sembarang' nya juga cepet beres :) *kumatsoktau*

    ReplyDelete