May 14, 2008

Jika Saya

(23 Mei 2008)
Huahh!
Akhirnya draft Bab II Tugas Akhir sudah dimajukan ke pembimbing. Entah kenapa wajah-wajah beliau (pembimbing saya ada dua orang) terlihat tidak terlalu excited. Sebel juga, capek-capek nulis, ngotot begadang sampe mimpi pun isinya nulis sambil nangis. Eh, sampai di tangan mereka hanya dibilang : 'Oh, sudah jadi ya? bentar, minggu depan kamu balik lagi sini,saya baca-baca dulu'. Bukannya dinasehati apa gitu, diwejangi petuah-petuah mencerahkan hati, ini kok malah diacuhkan mati-matian.

Saya diam di depan mereka sambil memainkan kepala, angguk-angguk saja. Terasa malas sekali untuk buka suara, daripada emosi. Saya jadi berpikir, enak sekali jadi dosen, kalau mood sedang turun mereka berhak menunda waktu kapan saja. Bagaimana kalau si mahasiswa yang pikirannya sedang njlimet? bolehkah minta waktu untuk sekedar 'lari' dari deadline?


Saya sering membayangkan bagaimana kalau suatu hari nanti saya ditakdirkan jadi dosen (tipis beda antara membayangkan dan ngarep). Apa pada akhirnya saya juga akan seperti mereka? menghabiskan hari-hari dengan mengajar, mengatur ujian, mengoreksi hasilnya, mengisi buku nilai mahasiswa, rapat rutin dengan bidang pengajaran, dan menunggu kapan awal bulan muncul lagi, yeah...that's it! Terima gaji!

Gak lah, sepertinya hal-hal biasa itu tidak akan terjadi. Saya ingin mencoba sesuatu yang sedikit out of the box, sebab bakal mati bosan kalau harus menjalankan dunia perdosenan dalam track yang begitu monoton. Misalnya, dalam seminggu diusahakan mengalokasikan waktu satu hingga dua hari untuk outdoor class, semua mahasiswa/i akan digiring keluar kelas, tanpa buku, tanpa alat tulis, catatan, baju (ini mau kuliah atau mandi massal?), dsb. Jadi pure hanya ada saya, mahasiswa dan alam (Judulnya : mengajar di daerah terpencil).

Rencana saya adalah mengadakan evaluasi kecil untuk mereka, bertanya materi apa yang sudah mereka dapatkan sejauh ini. Kesulitan apa saja yang sedang dihadapi dan bersama mendiskusikan beberapa aplikasi dari setiap materi. Supaya mereka senang, tidak perlu terlalu rumit berjibaku dengan angka dan simbol. Yah, kind of monitoring lah. Nanti kalau sampai ada yang bego gak bisa jawab, langsung saya kasih hadiah bertemakan : 'Kembali ke Alam'. Macamnya banyak, mulai dari tidur terlentang di rumput (red: berjemur), tidur tengkurap (red: penyembuhan panu di punggung dengan penyinaran ultraviolet), memanjat naik turun pohon 10 hitungan (mungkin cita-cita asli saya adalah pawang monyet), duduk diam memandang sungai, duduk diam terus, hingga sesi berakhir, dijamin anak orang bakal semakin gak connect, yang ada dia jadi ahli menghitung berapa frekuensi 'benda kuning' lewat di sungai. Kasihan.

Masih banyak ide cerdas impian saya, cuma sepertinya belum perlu dijlentrehkan disini. Sepertinya dengan begitu dunia pendidikan akan menuju kejayaan yang nyata, mahasiswa tidak jenuh, efek jera juga dapat, nilai-nilai cinta lingkungan juga masuk, dan tentu saja, dosen akan segera dipensiunkan dini.

kacau.

Siapa yang berniat menjadi mahasiswa saya? Hah? tidak ada?! Baiklah, syukur kalau begitu.

Aaanywaayy, saya sedang ada pada kondisi kejiwaan yang labil. Besok ada acara ngumpul-ngumpul keluarga besar ayah. Artinya selain banjir makanan, satu-satunya hal yang memberi saya alasan untuk tetap hadir, kayaknya akan ada juga yang namanya 'banjir pertanyaan tak penting'. Parahnya 'ketidakpentingan' itu sama sekali tidak bisa dihindari. Setiap ada pertanyaan dari mereka dan saya mencoba pura-pura tuli, sambil menyuapkan sup merah atau es buah, Mama atau Ayah malah melancarkan 'kode-kode rahasia' pada anaknya yang tak berdaya ini. Sedih.

Kode rahasia biasanya begini, salah satu dari mereka mengembangkan senyum lebar, mirip menyeringai, kedua mata mengarah lurus pada sasaran, lalu tepat saat saya menangkap tatapan mereka, ekspresi mata berubah jadi something like... mmmm... let me say: mendelik. Hebatnya mereka adalah, kemampuan untuk mendelik sambil tetap tersenyum lebar. Great! kalau sampai kode itu keluar artinya mereka pingin bilang : 'Anakku, aku tak melahirkanmu untuk menjadi bisu dan rakus, apakah telingamu juga berfungsi untuk menelan sup merah itu?!'. Jeng...jeng!!

Mampus. Semoga besok mama atau ayah tak melancarkan kode ciamik itu.

Ok, I have to go.
Menyimpan sejuta kesabaran untuk besok :)
dan sedikit mengutip lagu buat hari ini yang sama sekali tak berhubungan dengan postingan ini :


'lovin' u is hurt sometimes
i'm standing here u just don't buy
i'm always here u just don't care
or, u just don't wanna care

don't wanna be hurted that way
it doesn't ,mean i'm givin up
i wanna give u more n more... '

No comments:

Post a Comment