September 22, 2008

They started a joke...

Satu hal umum yang hampir pasti diamalkan oleh setiap mahasiswa 'lapuk' adalah menjadi penyamar dadakan.

Artinya, dimanapun berada mereka pasti akan berusaha sedemikian rupa hingga wujudnya tak banyak terlihat oleh dosen. Baik itu dosen pengajar mata kuliah biasa, maupun (apalagi) dosen pembimbing skripsi/Tugas Akhir. Berusaha, kalo perlu dan andaikan bisa, operasi plastikpun dilakonin demi keamanan dan ketentraman diri. Atau... bawa karung beras kemana-mana untuk ngantongin muka kalo sewaktu-waktu terpaksa kudu papasan sama bapak/ibu dosen :D

beberapa kawan malah ekstrem abis, kalo jarak 5 meter ada oknum dosen yang kira-kira bakal melintas, mereka mulai tarik napas dalam-dalam, pasang tampang dingin, dan...hhuupp!!! diam seribu bahasa. Mereka menjelma jadi mannequin kayak yang dipajang di butik-butik pinggir jalan. Bedanya, mannequin butik posenya pasti 'dengan bangga-tegap sentausa' berdiri menghadap calon pembeli dengan pakaian serba mentereng. Tapi mereka, para mahasiswa kadaluarsa adalah para mannequin 'antisosial' yang bakal selalu membelakangi audience (red:yang mulia, bapak/ibu dosen). So far, ilmu mematung dan sembunyi muka, sepertinya jadi skill wajib, demi keselamatan dunia-akhirat.

Masa-masa seperti itu bagi kita, kami, mahasiswa yang over time adalah masa-masa sulit. Penuh derita dan nestapa. Buat buruh dan karyawan, over time mah enak. Bakal ada duit ekstra. Lumayan buat tambahan uang jajan. Lha ini?? over time sama dengan over panic. Paranoid. Wilayah Kampus dan sekitarnya malah terlihat bagai kantor polisi, dengan kita sebagai pelanggar lalu lintas + orang yang ketauan baru nyerempet polisi yang sedang berdiri di tengah jalan. Lengkap sudah.

Kenapa begitu??

Aku, mungkin adalah satu dari sekian kawan yang berada pada posisi dan predikat sebagai 'mahasiswa kadaluarsa' dan kejadian di suatu sore telah menjadi bukti keganasan G30S/PKI!!!, eh gak ding, menjadi bukti bahwa over panic kami memang sangat beralasan.

Pada suatu sore, iseng sih awalnya. Sedang bosen ngapa2in, sampe akhirnya mutusin untuk ngenet di tempat favoritku. Masih di lingkungan kampus, Lingkungan perumahan dosen, which is aku sadar penuh kalo di lingkungan seperti ini, pemilik setiap rumah hampir pasti seorang dosen, artinya beberapa diantaranya bisa saja dosenku, pengajar di jurusanku, dan entah kebetulan ato apa, si warnet favorit ini juga dimiliki oleh salah satu dosenku, sekaligus seorang sekretaris Jurusan. Orang penting. Ok, fakta ini sudah diketahui sejak lama. Tapi aku pikir, beliau gak bakalan lah nongkrong di depan rumah dan ngejaga warnet seharian. Jadi, selama ini, aku anggap semuanya aman. steril. Aku bisa ngenet dengan nyaman.

aku dateng, markir motor. Berhubung perut lagi minta jatah, ya udah lah, pesen maem aja dulu (ceritanya ni tempat adalah warnet + warung makan). Sejauh ini aku tenang, sambil nunggu soto ayam pesenan dateng. Dan saudara-saudara, tebaklah apa yang terjadi selanjutnya!!!

Pas aku noleh ke arah parkiran motor (mastiin motorku masih ada di tempatnya), aku ngeliat ada bapak-bapak yang dengan sangat hormat aku panggil sebagai BAPAK KAJUR (KETUA JURUSAN) nongol disitu. Kaget. Over panic mulai melanda. Parahnya lagi, beliau amat sangat mengenal diri ini sebagai mantan troublemaker kampus. Sungguh, sebuah perjumpaan yang sempurna. Lebih sempurna lagi ketika ternyata beliau kesitu untuk koordinasi dengan si Sekretaris Jurusan. Owww..., what a wonderful afternoon. Jadilah mereka berdua berada di satu tempat denganku. Dengan aku yang sok innocent menyantap nasi soto ayam dan mereka yang ngobrol2 gak jelas (telingaku sudah terlalu stress untuk bisa menangkap apa yang sedang mereka diskusikan). Sesekali aku mencoba untuk polite dengan sedikit berbasa-basi. Mereka nanggepin, disertai senyum misterius yang sangat menguji mental. Kalo sudah gini, aku cuma pingin cepet-cepet pulang.

Aku jelas gak mungkin ngindar ato gimana-gimana. Bahkan saat beliau2 mulai menanyakan hal2 yang seharusnya sudah diketahui bersama dan tidak perlu dijawab, aku cuma bisa pasrah nanggepin.

'Eh, pak Ngurah (sekjur), si Putri ini wis mari toh TA(TugasAkhir)nya?', 'Ah, yo iyo Pak, gak TA thok, yudisium barang wis mari kok! ya kan Put??'.

Sesaat aku kediem, nyoba mencerna hal apa yg sebenernya pingin ditanyain mereka berdua. aku gak abis pikir, bisa2nya seorang Kajur dan Sekjur yg jelas2 terlibat dalam proses finishing TA dan yudisium setiap mahasiswanya mengira aku yg dengan tegas dan meyakinkan masih sedang bergumul bersama tugas akhir (otomatis juga blom menempuh proses yudisium) ini sudah lulus kuliah, tinggal nunggu wisuda doank..., apakah ini sebuah pertanyaan serius dan harus dijawab saudara saudara? ato cuma jokes of the day?!

Masalahnya adalah, airmuka mereka berdua sungguh jauh dari ekspresi becanda. Ya, mereka bener2 mengira aku, si troublemaker sudah lulus (lolos) dari kawah candradimuka kampus. tidakkah engkau sudi menunggu beberapa bulan lagi Pak??!! Kyyaaaaa...................!!!

'mmm..., belum kok Pak, saya masih baru slese seminar proposalnya aja, belum ke seminar TA dan sidang...',

akhirnya keluar juga jawabanku, berusaha untuk jelas, supaya mereka gak ada ruang untuk bertanya lagi, tapi nyatanya...

'Lho, kok belum toh? bukannya kamu barengannya si 'anu' itu ya, dia kan sudah lulus, wisuda oktober ini?' (anu: temenku dan ketahuilah dia satu angkatan diatasku, kenapa bisa aku disamakan dengannya??!!).

Aku masih tetep berusaha positif untuk tidak berpikir bahwa mereka sedang melaksanakan ritual 'gojlokan' untuk mahasiswanya ini..., ampun DJ!!!

'Bukan Pak, saya dibawah dia setahun, rencana memang saya baru akan yudisium maret tahun depan, doakan saja ya Pak...'. 'Oww... gitu, saya kira kamu sudah oktober ini, hahaha...'.

Panik bin emosi jiwa. Mulai nyesel knapa juga tadi aku ke tempat sial kayak gini??!!

Percakapan selese dengan aku yang sedikit 'memaksa' pamit untuk ngenet, karena dengan masuk ke warnetnya paling nggak bisa ngindarin petaka. Aku gak pingin berlama-lama. See..., hal2 kayak gitu yang kadang bikin kita ngrasa perlu 'menyembunyikan diri' untuk sementara waktu. Emosi bisa gak stabil, salah2 semangat buat ngerjain skripsi/TA bisa merosot drastis gara2 'treatment' dari mereka2 itu. Haaahhhhffff..........................

Pulang ngenet, buka laptop, berencana nglanjutin nulis uraian di salah satu bab TA. Diem..., aku keinget pertemuan dan percakapan tadi : 'Oww... gitu, saya kira kamu sudah oktober ini, hahaha...', dan akhirnya aku nutup worksheetnya, beralih pada media player. Dengerin musik aja, kayaknya lebih bisa bikin adem.

Maaf beribu maaf TAku, tapi aku perlu kelapangan hati untuk bisa mengantarkanmu hingga akhir. I need to leave you, for a while..., caawww!!! :)

***

Wiuuwww..., in the end, pingin ngucapin SELAMAT IDUL FITRI YAAAAA.....!!! MOHON MAAF BUAT SETIAP SALAH DAN AMARAH. SEMOGA KITA DAPAT BERTEMU LAGI DENGAN ROMADLON BERIKUTNYA...

ps: mohon doanya supaya rencana Maret depan bisa bener2 terlaksana :)

3 comments:

  1. amiiiin!!!!
    ayo semangat teh putri!!!
    :D
    setelah refreshing dengan media player, buka lagi TAnya! :)
    semangat semangat semangat!!!

    ReplyDelete
  2. wow! sebuah cara menghindari guru yg patut dicontoh nih..

    tengkiu.
    ntar ta' praktekin ya!

    ReplyDelete
  3. Segitu susahnya bikin TA ya mbak, waduh serem neh. Apa ga ada cara lulus tanpa melewati tugas akhir ??

    ReplyDelete